“Mengukir Prestasi dari Pesantren ke Badan Bahasa”

Toha Machsum, M.Ag. lahir dan dibesarkan di Purworejo pada 22 Juli 1972 dari pasangan H. Ustadzi Mahfudh dan Hj. Munjiyah sebagai anak pertama dari enam bersaudara. Toha adalah salah satu dari nama Nabi Muhammad saw. dan Machsun adalah orang yang berani, cerdas, dan pekerja keras serta selalu berbuat kebaikan. Jadi, harapan orang tua agar saya menjadi orang yang berani, pekerja keras, cerdas, dan selalu berbuat kebaikan serta berkiblat pada Nabi Muhammad saw. dalam bertindak dan bertingkah laku. 

Pendidikan dasar saya selesaikan di kampung kelahiran saya, Desa Kiyangkongrejo, Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah hingga tamat SD pada tahun 1985. Pendidikan menengah saya selesaikan selama enam tahun dari tahun 1986–1991 di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta. Prestasi yang saya peroleh di pesantren adalah menjadi terbaik ketiga pada Jurusan IPS. Kemudian saya melanjutkan studi ke Jurusan Bahasa dan Sastra Arab pada Fakultas Adab, IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta dan berhasil meraih gelar sarjana pada tahun 1997 dengan mempertahankan skripsi berjudul “Syair-Syair Abu Nuwas: Kajian Analisis Struktur Batin”. Adapun prestasi yang saya peroleh adalah terpilih melalui seleksi menjadi sepuluh besar sekampus untuk mengikuti pendidikan pembibitan dosen selama enam bulan yang diselenggarakan oleh pihak kampus IAIN. Di sinilah saya bertemu dengan berbagai mahasiswa berprestasi dari berbagai jurusan dan fakultas di lingkungan kampus IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Saat menjadi mahasiswa saya aktif sebagai pengajar di Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta dan mengikuti organisasi keagamaan sebagai sekretaris di Dewan Masjid Indonesia, Kota Yogyakarta. Saya pun juga berhasil meraih gelar Magister Agama (S2) dari Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, Semarang, tahun 2005 dengan tesis berjudul “Manajemen Pengelolan Zakat, Infaq, dan Sadakah pada Dompet Dana Sosial Al-Falah, Yogyakarta”.

Pengalaman bekerja dimulai dari tahun 1998 sebagai pengajar di pondok pesantren dan sebagai pengepul produk makanan rumahan bersertifikat di Yogyakarta. Sejak tahun 2001, saya diterima sebagai CPNS Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional dengan jabatan sebagai Pembantu Pimpinan pada Balai Bahasa Surabaya. Pada tahun 2003, awal sebagai PNS saya mendapat kesempatan untuk mengikuti pembekalan kebahasaan dan kesastraan selama tiga minggu yang diasuh oleh Prof. Anton Mulyono, mantan Kepala Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. Pada tahun 2006 saya berkesempatan untuk mengikuti Diklat Fungsional Peneliti serta mendapatkan penghargaan sebagai peserta terbaik pertama. Baru pada tahun 2007 secara sah saya ditetapkan sebagai Peneliti Pertama bidang Sastra dan dua tahun berikutnya naik ke jenjang Peneliti Muda tahun 2009. Untuk mengembangkan karier, saya aktif di Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI) Provinsi Jawa Timur dan mengikuti beberapa seminar, baik sebagai pemakalah maupun sebagai peserta. Di sinilah saya banyak mendapatkan pengalaman sebagai pemakalah di beberapa provinsi. Jabatan sebagai Peneliti Muda saya nikmati sampai dengan tahun 2012 dan berhenti sementara sejak diberi amanah sebagai Kepala Kantor Bahasa Maluku.

Sejak 1 Juni 2022 saya menjabat sebagai Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek. Sebelumnya, saya pernah menjabat sebagai Kepala Kantor Bahasa Maluku di Maluku selama tiga tahun sepuluh bulan, 2012—2016. Selanjutnya, saya mendapatkan promosi naik ke eselon III b pada Balai Bahasa Papua selama dua tahun tujuh bulan, 2016—2018 dan mendapatkan promosi lagi naik ke eselon III a. Keikutsertaan diklat pimpinan yang pernah diikuti, antara lain Diklat Pim IV tahun 2013, Diklat Pim III tahun 2016, dan Diklat PKN Tingkat II tahun 2021.

Kegiatan ilmiah yang saya lakukan antara lain, tercatat beberapa kali sebagai pemakalah baik dalam kongres Bahasa Indonesia maupun Kongres Bahasa Jawa, pertemuan ilmiah HISKI, Seminar HPBI, dan  Seminar Keindonesian. Beberapa buku yang telah diterbitkan adalah sebagai berikut.

  1. Khazanah Naskah-Naskah Jawa Pesisiran di Jawa Timur diterbitkan oleh Balai Bahasa Surabaya, 2008.
  2. Kamus Kata Serapan Arab dalam Bahasa Indonesia diterbitkan oleh Balai Bahasa Surabaya, 2007.

Karya ilmiah yang telah diterbitkan antara lain sebagai berikut.

  1. “Sastra Suluk Jawa Pesisiran: Kajian Naskah Serat Ngabdul Jalil”, dalam Medan Bahasa dan Sastra, Balai Bahasa Surabaya, Vol. 3 Nomor 3, 2005.
  2. “Renungan dan Estetika Sufistik Sajak-Sajak Kuntowijoyo”, dalam Atavisme: Jurnal Kajian Puisi, Balai Bahasa Surabaya, Volume 1 Nomor 1, 2006.
  3. “Eksistensialisme Kuntowijoyo dalam Khutbah di Atas Bukit”, dalam Atavisme: Jurnal Kajian Satra, Balai Bahasa Surabaya, Volume 10.
  4. “Naskah Sastra Suluk Jawa Pesisiran dalam Perspetif Budaya”, dalam Widyariset Jurnal Ilmiah Pusbindiklat LIPI, Cibinong, Vol 9 Nomor 4, 2006.
  5. “Apresiasi Sastra Pesantren di Jawa Timur”, dalam Kongres Bahasa Indonesia IX Internasional di Jakarta 28 Oktober—1 September 2008.
  6. “Profil Kegiatan Sastra Pondok Pesantren di Jawa Timur”, dalam prosiding pertemuan ilmiah dan presentasi ilmiah: Hasil penelitian bidang Pendidikan, Balitbang, Kemdiknas, Cisarua, Bogor, 2010.
  7. “Identitas dalam Karya Sastra Pondok pesantren di Jawa Timur”, dalam jurnal Pendidikan dan kebudayaan, Balitbang, Kemdikbud, 2013.
  8. “Bahasa dan Sastra Jawa dalam Tradisi Pesantren”, dalam kongres Internasioanl Bahasa Jawa V 2011.
  9. “Sastra Suluk Jawa Pesisiran: Membaca Lokalitas dalam Keindonesian”, makalah seminar tentang Bahasa, Sastra, dan Keindonesian, NTB, 2011.

Adapun penghargaan yang pernah diperoleh, yaitu sebagai berikut.

  1. Walikota Jayapura Award, penghargaan diberikan dalam rangka kepatuhan atas penataan bangunan Balai Bahasa Papua.
  2. Penghargaan Pemerintah Daerah Kabupaten Karangasem, penghargaan diberikan atas pengembangan praktik baik model integrasi literasi dalam pembelajaran berbasis KBAT( Keterampilan Berpikir Aras Tinggi) pada satuan pendidikan dasar 2021.
  3. Penghargaan Pegawai Berprestasi tingkat Provinsi dari Balai Bahasa Provinsi Riau yang diberikan oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa tahun 2023.

Sementara itu, ada beberapa pengalaman tak terlupakan yang saya alami saat bertugas. Merintis sebuah kantor memiliki tantangan dan risiko yang tinggi. Awal ditempatkan di Maluku, saya mendapatkan tugas untuk melaksanaan perencanaan pengadaan tanah untuk kantor. Tugas ini bagi saya pada waktu itu terasa sangat berat. Selain belum banyak pengalaman, saya juga belum mendapatkan bimbingan teknis dan sertifikat pengadaan barang dan jasa yang sah sebagai tanda kelulusan. Proses pengadaan tanah berliku dan penuh tantangan, berisiko tinggi, dan bahkan makan hati. Mulai dari pengukuran tanah, pemeriksaan oleh inspektorat, berkantor di pertanahan setiap hari Senin, dan lain-lain. Namun, karena semua proses dilalui dengan kerja keras, kerja ikhlas dan tentunya berintegritas, akhirnya dapat saya selesaikan dengan sukses walaupun memerlukan waktu yang cukup lama, yaitu dua tahun. Ngeri-ngeri sedap. Tanpa integritas yang kuat, cepat atau lambat akan berurusan dengan aparat penegak hukum.

Dalam melaksanakan tugas pengembangan dan pembinaan bahasa dan sastra di Papua, tantangan eksternalnya sangat berisiko. Pernah pada suatu waktu, tepatnya tahun 2018, Balai Bahasa Papua pada saat melakukan survei dalam rangka revitalisasi bahasa Namblong, tim ditolak oleh sebagian masyarakat. Tidak hanya ditolak, tetapi kami juga sempat disandera. Karena uang jaminan (dari patungan panitia) yang kami sediakan tidak sesuai harapan, kami pun diusir. Singkat cerita, kegiatan revitalisasi bahasa tetap berlangsung sesuai dengan jadwal yang mendapatkan pengawalan ketat oleh anggota kepolisian dan angkatan darat yang bertugas di Distrik Nambluong, Kabupaten Jayapura.

Selama bertugas baik di Maluku, Papua, Bali maupun Riau selalu didampingi istri tercinta, Ulya Faruqiyah, S.T.P. dan kedua anak saya, yaitu Mahya Halwa Nada dan Muniq Sanaya. Kini saya menjadi manten baru lagi sejak dua tahun lalu ketika keduanya sudah masuk di Pondok Pesantren Al-Aqobah, Jombang, Jawa Timur.