Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), salah kaprah adalah kesalahan yang umum sekali sehingga orang tidak merasakannya sebagai kesalahan. Dalam konteks bahasa Indonesia, kesalahan demi kesalahan sering ditemui, seolah menjadi kewajaran serta lebih akrab dalam ingatan karena lebih umum dituturkan.
Namun, tentu saja kita tidak bisa serta merta menyalahkan penutur, sebab banyak dari mereka yang tidak memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu. Selain itu, tidak semua memiliki akses yang memadai untuk mempelajari bahasa yang benar sesuai kaidah.
Oleh karena itu, Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan berupaya memberikan edukasi kebahasaan melalui laman web ini dengan harapan dapat menjangkau masyarakat lebih luas lagi. Ada banyak salah kaprah yang kerap terjadi, tetapi kali ini penulis mengupas lima salah kaprah bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
1. Acuh dan Tidak Acuh
Kesalahan pertama yang sering ditemui adalah acuh dan tak acuh. Penggunaan dua istilah ini kerap bertukar. Perhatikan kalimat berikut!
Rasa kecewa atas sikap acuh pemerintah desa tersebut diungkapkan pelaksana Teknik Dinas Perumahan Kabupaten Alor.
Bila melihat konteks dalam cuplikan berita tersebut, penulisnya bermaksud menyampaikan bahwa rakyat kecewa akibat sikap tidak peduli pemerintah desa. Bila konteknya demikian, kata acuh harusnya diganti dengan kata kata tidak acuh. Dalam KBBI, tak acuh berarti tidak peduli, sementara acuh berarti peduli.
2. Autodidak dan Autodidaktik
Meski ada dalam KBBI, istilah autodidaktik cenderung kurang populer dibandingkan autodidak. Selain itu, penutur bahasa Indonesia juga kerap mengucapkan otodidak yang merupakan ragam tidak baku dari autodidak.
Perhatikan judul konten video dan artikel berikut!
- Belajar Bahasa Asing Secara Autodidak
- 5 Tips Jitu Belajar Bahasa Asing secara Autodidak dan Mandiri
Sepintas terlihat tidak ada yang salah dari judul-judul konten di atas sebab sudah lazim digunakan selama ini. Namun, bila kita ingin taat asas KBBI, penggunaan autodidak jelas tidak berterima. KBBI memasukkan autodidak dalam kelas kata nomina (kata benda) yang berarti ‘orang yang mendapat keahlian dengan belajar sendiri’, sementara autodidaktik masuk kelas kata adjektiva (kata sifat) yang bermakna ‘dengan belajar sendiri’.
Oleh sebab itu, agar dua judul artikel tersebut benar maknanya, autodidak harus diganti dengan autodidaktik. Contoh penggunaan kata autodidak yang benar yaitu: “Rani pandai bermain piano karena dia autodidak”.
3. Absensi dan Presensi
Absensi maupun presensi sama-sama dapat digunakan dalam dalam bahasa formal atau baku selama sesuai dengan konteks. Absensi berarti ketidakhadiran, sedangkan presensi berarti kehadiran. Namun, kata absensi lebih familier dan sering dituliskan atau dituturkan dalam kalimat bermakna kehadiran. Perhatikan kalimat berikut!
Guru meminta siswa kelas X mengisi absensi hari ini.
Kalimat tersebut bermaksud untuk menunjukkan bahwa subjek menginginkan objek menuliskan namanya di buku atau daftar kehadiran. Jika kita taat pada KBBI, absensi harus diganti dengan presensi. Sama halnya ketika seseorang mengatakan “saya isi absen kok hari ini”, ada kekeliruan logis yang terjadi sebab maksudnya adalah ia telah mengisi daftar hadir.
Kata absensi bisa berterima jika digunakan dalam kalimat seperti “Dia harus mengisi absensi karena tidak mengikuti kelas Bahasa Indonesia.”
4. Alumnus dan Alumni
Selintas, tidak ada perbedaan signifikan antara kata alumnus dan alumni. Namun, dalam KBBI, dua kata tersebut memiliki makna berbeda meski sama-sama nomina. Alumnus berarti ‘orang yang telah mengikuti atau tamat dari sekolah atau perguruan tinggi’. Bentuk jamaknya adalah alumni.
Perhatikan dua kalimat berikut!
- Dia diketahui merupakan alumni Teknik Arsitektur, Universitas Diponegoro tahun 1985.
- Undangan bukber alumni biasanya disampaikan di grup WA.
Kalimat (1) sudah jelas tidak dapat berterima sebab dia sebagai subjek merujuk pada satu orang saja, maka harusnya diganti dengan bentuk tunggalnya, alumnus. Kalimat (2) menjelaskan tentang undangan bukber. Nalar kita sepakat bahwa acara buka bersama tidak mungkin hanya dihadiri satu orang. Oleh karena itu, penamaan lembaga seperti Ikatan Alumni UNM sudah tepat secara gramatikal.
5. Nol dan Kosong
Terakhir, kesalahan penutur bahasa Indonesia yang paling mencolok adalah penggunaan kata kosong saat menyebut nomor, khususnya nomor telepon. Perhatikan contoh percakapan berikut!
Ani : Sebentar saya hubungi kamu, ya!
Nita : Nomor kamu berapa? Saya aja yang hubungi duluan via WhatsApp.
Ani : Oh, baik. Kosong delapan satu….
Kembali mengacu pada KBBI, nol masuk dalam kelas kata numeralia (kata bilangan) dengan salah satu artinya: bilangan yang dilambangkan dengan 0. Maka dari satu arti ini saja, sudah jelas bahwa bilangan nomor telepon harusnya disebut nol. Padanan kata bahasa Inggrisnya adalah zero.
Khusus kosong (bahasa Inggris: empty, blank), kata ini masuk dalam kelas kata adjektiva (kata sifat). Tentunya dalam konteks percakapan di atas, kata ini tidak dapat berterima. Berikut contoh penggunaan kosong yang tepat dalam kalimat.
Penyebab pikiran kosong bisa karena kita terlalu banyak pikir, stres, atau kelelahan.
Setelah membaca kalimat di atas, akan terasa janggal jika kata kosong diganti dengan kata nol.
Penggunaan bahasa Indonesia yang benar, terutama dalam situasi formal, dapat mencerminkan kedisiplinan dan kecintaan terhadap bahasa serta menciptakan komunikasi yang minim kesalahpahaman atau ambiguitas. Yuk, mulai perbaiki kesalahan berbahasamu dari hal-hal kecil seperti ini!
Referensi:
Adib, H. 2019. Pendekar Bahasa. Yogyakarta: Penerbit Basa Basi.
Foundation, F. 2023. Belajar Bahasa Asing Secara Autodidak. https://www.youtube.com/watch?v=oUUje1zyjV4 diakses pada 3 September 2025.
Kamus. 2023. Aplikasi KBBI. Jakarta: Badan Pengembangan Bahasa dan Pembukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kusmawati, M. 2025. 7 Alasan Malas Datang Bukber Alumni, Takut Banyak yang Pamer. https://www.idntimes.com/life/inspiration/7-alasan-malas-datang-bukber-alumni-takut banyak-yang-pamer-01-dv2xl-thcs31 diakses pada 3 September 2025.
Rakil, A. 2025. Profil Adrianto Adhi, Alumni Undip yang Memimpin Summarecon. https://www.idntimes.com/news/indonesia/profil-adrianto-pitojo-adhi-alumni-undip yang-memimpin-summarecon-00-3wr2k-2wjksr diakses pada 3 September 2025.
Salmay, D. 2024. Pemdes Lembur Tengah Acuh Terhadap Program Pembangunan. https://rri.co.id/daerah/1067836/pemdes-lembur-tengah-acuh-terhadap-program pembangunan diakses pada 3 September 2025.
Sari, S.R. 2023. 5 Tips Jitu Belajar Asing secara Autodidak dan Mandiri. https://www.idntimes.com/life/education/tips-jitu-belajar-bahasa-asing-secara autodidak-dan-mandiri-c1c2-01-gxmly-4xhp0c diakses pada 3 September 2025.